Makin anda pandai, semakin anda tidak mau mempunyai anak


Saya Sukai Kok Anak-Anak, , , , 
Terlebih Waktu Membuatnya, , , 

Bermakna Mungkin saja Saya Tidak Pandai Ya! 

Makin anda pandai, semakin anda tidak mau mempunyai anak 

Bila di perhatikan dengan cermat, rata-rata wanita zaman saat ini semakin banyak yang pilih meniti pendidikan tinggi lebih dahulu lalu meningkatkan kariernya di banding menikah. Bahkan juga sesudah menikah (yang biasanya lantaran tuntutan sosial), banyak juga beberapa istri yang berlama-lama tunda kehamilan supaya terus bisa menyempatkan diri beroleh pendidikan lebih tinggi. 

Menurut riset yang dikerjakan oleh Satoshi Kanazawa, nyatanya wanita yang selalu terasa haus penuhi keperluan pendidikan, tetapi bukanlah sebatas untuk meningkatkan karier, nyatanya memanglah mempunyai tingkat kecerdasan tinggi. Tidak mesti dengan berkuliah lagi, perolehan pendidikan ini dapat dapat dikerjakan dengan selalu aktif serta produktif mengemban pengetahuan dimana juga mereka ada. 

Masalahnya nampak dari sini. Walau ketentuan mempunyai anak adalah hak pribadi semasing orang, beberapa peneliti nyatanya berasumsi lain. 

Beberapa psikolog evolusioner temukan bahwa makin tinggi kecerdasan seseorang wanita, yang dengan kata lain semakin haus mereka mengemban pendidikan, semakin kecil juga hasrat mereka untuk mempunyai anak. Terlebih riset yang sama saja membuka bahwa setiap 15 poin IQ (dihitung dari IQ normal) yang dipunyai wanita, nyatanya bakal turunkan 25% hasrat seseorang wanita untuk mempunyai anak. 

Walau sebenarnya, kecerdasan umum dapat dibuktikan bisa diwariskan. Serta gen yang merubah kecerdasan ini di turunkan lewat kromosom X. Berarti, anak laki-laki cuma bakal mewarisi kecerdasan dari ibunya, sedang anak wanita bakal mewarisi kecerdasan dari bapak serta ibu mereka. Ingat kan, wanita mempunyai 2 kromosom X, sesaat laki-laki hanya satu. 


Jadi, lumrah saja bukanlah, bila pada awal mulanya beberapa peneliti sangatlah mengharapkan ada semakin banyak wanita cerdas yang membuahkan banyak keturunan. Sudah pasti, dengan argumen membuat hari esok bangsa yang berkwalitas. 

Lalu, haruskah beberapa wanita cerdas ini dipersalahkan atas hasrat alamiahnya tidak untuk mempunyai anak? 

Jawabannya tak. Beberapa peneliti juga menyimpulkan, walaupun harapan mereka pada wanita cerdas sangatlah besar, tetapi aspek penentu kecerdasan seseorang anak juga dilandasi beberapa hal. Umpamanya saja pengasuhan yang baik, kecenderungan lahir juga sebagai anak pertama, sampai pertolongan pemerintah, seluruhnya juga berperan untuk membuahkan keturunan-keturunan cerdas yang nantinya bermanfaat untuk hari esok bangsa.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar