Belum Ada Bukti, Jangan Mudah Percaya Obat Kanker 'Instan'


Jakarta-Daun sirsak, kulit manggis, hingga jaket Warsito yang dijagokan dapat mengobati penyakit berat seperti kanker, kenyataannya tidak diakui oleh kalangan dokter. Bukannya sinis pada penyembuhan herbal atau penyembuhan yang lain, tapi kalangan dokter perlu riset berbasis bukti untuk benar-benar dapat memercayai cara kerja 'obat-obat' itu. 

Dokter spesialis penyakit dalam Andhika Rachman mengatakan, untuk disadari oleh dunia kedokteran, suatu pengobatan mesti melalui serangkaian riset panjang terlebih dahulu. 

 " Penyembuhan didasarkan pada evidence base. Mesti melalui riset di semua pusat penelitian kanker serta di ambil rangkuman penyembuhannya arahnya ingin ke mana. Rangkuman itu pasti kuat lantaran melibatkan semua pusat riset serta melibatkan jutaan orang, " kata Andhika waktu didapati di lokasi Cikini, Jakarta, Selasa (15/9). 

Disamping itu, cara pengobatan yang menggunakan buah dan sebagainya, menurut Andhika belum memiliki basic yang kuat karena penelitiannya sedikit dikerjakan. Yang kebanyakan beredar cuma testimoni saja. 

Kalaupun juga telah dilakukan penelitian, umumnya penelitian yang dikerjakan baru bagian awal saja tapi telah segera disimpulkan. Padahal menurut Andhika, bila belum diujicobakan pada manusia, serta terbukti sukses, pengobatan itu belumlah layak. 

 " Tidak berarti bahwa berhasil di cawan petri atau invitro, berhasil dengan cara invivo. Di tikus sukses, belum pasti di orang dapat sukses dikarenakan ada mekanisme lain yang tidak sama, " tutur Andhika. 

 " Kulit buah manggis, daun siarsak, kunyit putih, sarang semut, pace, bila kekuatannya baru hingga penelitian di tikus, belum dapat dipakai manusia. " 

Dokter sub-spesialis Obstetri serta Ginekologi Onkologi dari Kampus Indonesia, Andrijono sempat juga mengungkapkan fakta mengagetkan perihal manfaat daun sirsak. 

 " Daun sirsak kemarin ramai kan buat anti kanker. Riset dari Inggris menyebutkan tidak ada manfaatnya, " kata Andrijono waktu didapati di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (8/5). 

Demikian dengan juga jaket Warsito. Terakhir jaket ini diakui dapat mengobati kanker. Bahkan juga jaket ini sudah memperoleh penghargaan dari Tubuh Pengkajian serta Aplikasi Tehnologi. 

Ada yang memberi testimoni jaket itu sukses namun tidak jarang yang penyakitnya jadi tambah parah. 

Andhika menyampaikan jaket itu memanglah tidak sesuai sama standard pengobatan kedokteran dikarenakan tidak punya riset berbasis bukti. Terdapat banyak tahapan yang dilalui oleh pembuat jaket itu. 

Umumnya, kata Andhika, sesudah dikerjakan riset di laboratorium, satu obat mesti diujikan ke makhluk hidup. Tikus dapat jadikan tujuan berikutnya. Sesudah terbukti sukses pada tikus, obat juga mesti diujikan pada manusia. 

Terkecuali untuk menunjukkan obat berperan atau tidak, pengujian pada manusia juga dikerjakan untuk memastikan dosis pada obat itu. 

 " Tehnik Warsito tidak berbasis seperti itu. Dia bukanlah dokter. Tehnik riset kedokteran sangatlah tidak sama. Dia shortcut itu, " katanya. 

Untuk itu, bila pasien mau pilih obat herbal, Andhika menyarankan agar pilih pengobatan herbal yang telah mempunyai riset berbasis bukti sesuai sama standard kedokteran. Cara gampang untuk tahu, tinggal mencari info di internet berkenaan riset yang sudah dilewati oleh obat atau tehnik pengobatan spesifik. 

 " Bila yang internasional akhirnya juga sudah tahu obat ini efeknya berapakah %. Bila yang beberapa macam, akhirnya belum terang, " tutur Andrijono. 

Tetapi, bila beberapa pasien terus mau menggunakan obat-obat herbal yang diakui dapat mengobati kanker, Andrijono juga tidak ingin melarang. Pesannya cuma satu, jangan sempat mengabaikan obat intinya. 

 " Bila yakin silahkan. Namun juga sebagai obat tambahan. Obat paling utama janganlah ditinggalkan, " katanya dia.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar